Oleh : Rika Sudjiman
Dalam debat capres ketiga ataupun di ruang publik lainnya, Prabowo sering bilang pemimpin itu harus jujur dan apa adanya. Kira-kira omongannya mencerminkan diri Prabowo sendiri atau bukan?
Sebab untuk pembicaraan hal sederhana ini harus bisa dipegang. Jika tidak mampu menjadi pegangan, janji-janji politiknya akan menjadi omong kosong. Bahkan secara sengaja menginjak-injak rakyat demi kepentingan pribadi ataupun kelompoknya.
Makanya penting banget untuk melihat rekam jejaknya. Sebab dengan cara seperti itu, bisa menilai dan mengevaluasi untuk langkah kedepannya. Jika ini dinilai sebagai memperburuk atau memperbaiki citra capres, aku tidak peduli. Saya hanya berbicara apa adanya untuk kebaikan rakyat dan pembangunan peradaban Indonesia.
Pertama, isu hangat sekarang ini soal dana kampanye PSI hanya 180 ribu. Berkat adanya pemberitaan itu, aku melihat satu per satu dana masuk dan keluar dari setiap partai politik. Dan yang membuatku terheran-heran, Partai Gerindra terbesar kedua hanya penerimaan tidak mencapai Rp 3M serta pengeluaran kampanye Rp 1M lebih sedikit.
Dari dana kampanye ini sudah membuatku sangat curiga tidak adanya transparansi dan kejujuran. Sebab sangat terlampau jauh dengan PDIP yang mencapai Rp 118M pemasukan dan Rp 115 pengeluaran. Bahkan Partai Gerindra kalah dengan Partai Buruh, dengan penerimaan Rp 4,2M dan pengeluaran Rp 3,7M. Bisa dibilang atau sangat memungkinkan adanya penyelewengan oleh pihak Gerindra maupun adanya bantuan dari pemerintah ataupun perusahaan swasta untuk membiayai kampanyenya.
Sebab Baliho, Bendera, Billboard, hingga pemasangan LED Prabowo-Gibran dimana-mana. Bahkan jumlahnya di beberapa tempat terkadang banyak mereka ataupun sama. Terlebih pemasangan tersebut dari seluruh penjuru Indonesia hingga tempat wisata pun bisa dipasangi meskipun melanggar.
Belum lagi soal pengadaan jalan sehat dengan hadiah fantastis, seperti mobil, motor, hingga rumah. Jadi sangat tidak mungkin kebutuhan segitu banyak hanya mengeluarkan dana kampanye Rp 1M saja.
Ditambah lagi soal food estate dan PT TMI. Keduanya tidak dijawab Prabowo saat debat maupun di luar debat. Jika transparan, seharusnya melaporkan dalam pengelolaannya seperti apa dan bagaimana hasilnya. Entah berhasil ataupun tidak, sebaiknya dilaporkan apa adanya. Bukan membawa dendam debat ke luar terus dengan mengatak g*bl*k ataupun t*l*l.
Soal kinerjanya sudah tertutup, begitu juga dengan pendanaan kampanyenya. Bahkan jumlah total dana kampanye Koalisi KIM masih jauh di bawah PDIP. Padahal kalau ditotal semua baliho, bendera, billboard, hingga kegiatan apapun, kebanyakan dari Koalisi KIM dari pada PDIP.
Bagiku omongan Prabowo soal dirinya pemimpin jujur dan apa adanya sangat bertolak belakang. Sebab rekam jejaknya tidak mencerminkan sama sekali perkataannya, bahkan cenderung berlawanan. Jika permasalahan ini saja sudah tidak bisa transparan, bagaimana mungkin bisa menjadi pemimpin yang berpihak ke rakyat. Jelas Tidak.
Belum lagi soal penculikan aktivis dan intervensi keputusan MK soal capres-cawapres. Jika Prabowo orang jujur dan apa adanya, sebaiknya semua ini dibicarakan sejujur-jujurnya tanpa ditutupi sedikitpun. Kalaupun tidak berani diungkapkan, berarti dugaan ini benar.
Rakyat jangan mudah tertipu dengan omongan manis ataupun klaim dirinya baik. Sebab belum tentu apa yang diucapkan terbukti benar ataupun salah. Makanya perlu dilakukan kroscek ulang dengan rekam jejaknya untuk menilai klaimnya.
Indonesia untuk bisa bersaing dengan negara maju dibutuhkan pemimpin berkualitas, berkompeten, hingga berkarakter. Terlebih memiliki jam terbang tinggi atau merasakan terjalnya kehidupan selaligus tetap konsisten dalam memperjuangkan hak rakyat.
0 Komentar